Rabu, 01 Agustus 2012

PENGOBATAN CINA, WARISAN Nenek Moyang Yang Luar Biasa


Sejarah
Pengobatan tradisional Tionghoa adalah praktek pengobatan tradisional yang dilakukan di Cina dan telah berkembang selama beberapa ribu tahun. Praktek pengobatan termasuk pengobatan herbal, akupunktur, dan pijat Tui Na. Pengobatan ini digolongkan dalam kedokteran Timur, yang mana termasuk pengobatan tradisional Asia Timur lainnya seperti Kampo (Jepang) dan Korea.
Pengobatan Tradisional Tionghoa percaya bahwa segala proses dalam tubuh manusia berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, penyakit disebabkan oleh ketidakharmonisan antara lingkungan di dalam dan di luar tubuh seseorang. Gejala ketidakseimbangan ini digunakan dalam pemahaman, pengobatan, dan pencegahan penyakit.
tcmTeori yang digunakan dalam pengobatan didasarkan pada beberapa acuan filsafat termasuk teori Yin-yang, lima unsur (Wu-xing), sistem meridian tubuh manusia (Jing-luo), teori organ Zang Fu, dan lainnya. Diagnosis dan perawatan dirujuk pada konsep tersebut. Pengobatan tradisional Cina tidak jarang berselisih dengan kedokteran Barat, namun beberapa praktisi mengombinasikannya dengan prinsip kedokteran berdasarkan pembuktian.
Dalam kedokteran tradisional Tiongkok, kedokteran etnis Han paling panjang sejarahnya, pengalaman praktek dan pengetahuan teorinya paling kaya. Kedokteran tradisional Tiongkok mula-mula berkembang di daerah aliran Sungai Kuning, dan sejak awal mula telah mendirikan sistem keilmuannya. Dalam proses perkembangan yang sangat panjang, kedokteran tradisional Tiongkok telah membuat kreasi yang berbeda dari zaman ke zaman, muncul banyak dokter terkenal serta banyak aliran keilmuan yang penting dan karya terkenal.
Berdasarkan tulisan yang diukir pada tempurung kura-kura atau tulang binatang pada Dinasti Shang lebih 3.000 tahun yang lalu, sudah ada catatan tentang kedokteran dan kesehatan serta belasan macam penyakit di Tiongkok pada waktu itu. Sedangkan pada Dinasti Zhou ( 771-221 Sebelum Masehi ), para tabib atau sinse sudah menggunakan metode diagnosa meneliti air muka dan lidah, mencium bau, menanyakan keluhan pasien dan memeriksa denyut nadi pasien, serta menggunakan cara pengobatan dengan obat, akupuntur dan operasi.
Pada zaman Dinasti Qin dan Han, terbit karya yang mempunyai teori sistematis seperti Huangdi Neijing. Buku tersebut merupakan karya klasik teoritis kedokteran tradisional paling awal yang masih ada sekarang ini. Shanghan Zhabinglun karya Zhang Zhongjing, khusus menguraikan prinsip diagnosis dan pengobatan dialektis terhadap berbagai macam penyakit. Buku ini telah meletakkan dasar bagi perkembangan kedokteran klinik di masa selanjutnya. Ilmu bedah pada zaman Dinasti Han mempunyai taraf cukup tinggi. Menurut catatan Sanguozhi atau Sejarah Tiga Negara, sinse terkenal Hua Tuo sudah mulai menggunakan obat bius seluruh badan Mafeishan untuk melakukan berbagai macam operasi.
Dari Dinasti Wei, Jin dan Dinasti-dinasti Selatan dan Utara ( 220-589 Masehi ) sampai Dinasti Sui, Tang dan Lima Dinasti ( 581-960 Masehi ), diagnosa dengan memeriksa nadi mencapai hasil menonjol. Sinse terkenal Wang Shuhe pada zaman Dinasti Jin dan karyanya Maijing telah menyimpulkan 24 macam gejala denyut nadi.
Buku tersebut tidak saja mempunyai pengaruh sangat besar bagi kedokteran tradisional Tiongkok, tapi juga tersebar luas ke luar negeri. Pada periode tersebut, spesialisasi berbagai bagian kedokteran sudah cenderung matang. Di bidang akupuntur terdapat karya khusus Zhengjiu Jiayjing. Baopuzi dan Zouhoufang adalah karya representatif tentang pembuatan pil mukjizat hidup abadi menurut kepercayaan Taoisme. Di bidang pembuatan obat terdapat Leigong Paojiu Lun. Di bidang ilmu bedah ada Liujianzi Guiyifang. Zhubing Yuanhou Lun adalah karya khusus patogeni. Luliu Jing adalah karya khusus pediatri. Xinxiu Bencao adalah kitab tentang obat yang pertama di dunia. Yinhai Jingwei adalah karya khusus penyakit mata, dan lain sebagainya.Selain itu, pada zaman Dinasti Tang terdapat pula Qianjin Yaofang karya Sun Simiao dan Waitai Miyao karya Wang Tao dan lain sebagainya.
Dalam pendidikan kedokteran Dinasti Song ( 960-1279 Masehi ), pendidikan akupuntur mengalami perubahan penting. Wang Weiyi menulis karya Tongren Shuxue Zhenjiujing, kemudian ia merancang dan membuat dua model tubuh manusia dari tembaga seukuran manusia betul untuk dipakai dalam praktek pengajaran. Kreasi ini mempunyai pengaruh sangat besar bagi perkembangan akupuntur pada masa sesudahnya. Pada zaman Dinasti Ming ( 1368-1644 Masehi ), terdapat sejumlah ahli kedokeran mengajukan untuk membedakan penyakit panas, epidemi penyakit panas dan penyakit epidemik yang menular. Sampai Dinasti Qing, teori tentang epidemi penyakit panas mencapai tahap yang matang, dan muncul karya-karya khusus seperti Wenrelun, atau Risalah tentang Penyakit Panas Epidemik.
Tusuk jarum atau akupuntur adalah bagian penting dari ilmu kedokteran tradisional Tiongkok. Pada awalnya, akupuntur digunakan hanya sebagai suatu cara pengobatan, tapi kemudian berangsur-angsur berkembang menjadi suatu disiplin ilmu. Ilmu akupuntur adalah ilmu yang menyusun dan mempelajari teknik pengobatan akupuntur serta hukum terapan klinis serta teori dasarnya.
Akupuntur mempunyai sejarah yang panjang. Dalam kitab zaman kuno pernah berkali-kali disebutkan bahwa alat primitif tusuk jarum terbuat dari batu, dinamakan jarum batu. Jarum batu itu pertama-tama muncul di zaman batu baru (neolitik) kira-kira 8.000 sampai 4.000 tahun yang silam, atau sekitar masa akhir sistem komune marga. Dalam penelitian arkeologi di Tiongkok pernah ditemukan benda asli jarum batu. Sampai zaman Chunqiu ( tahun 770 sebelum Masehi—tahun 476 sebelum Masehi ), ilmu kedokteran telah melepaskan diri dari ikatan dukun, dan mempunyai dokter profesional. Dalam buku Chunqiu Zuozhuan, ada catatan tentang perkataan dokter terkenal Yi Huan tentang tusuk jarum ketika ia memeriksa kesehatan Raja Jinggong dari Dinasti Jin.
Dari zaman Negara-negara Berperang sampai Dinasti Han Barat (tahun 476 sebelum Masehi—tahun 25 Masehi), jarum logam digunakan semakin luas sejalan dengan kemajuan teknologi peleburan besi, dan jarum logam berangsur-angsur menggantikan jarum batu sehingga tusuk jarum digunakan semakin luas dan telah mempercepat proses perkembangannya. Pada zaman Dinasti Han Timur dan Tiga Kerajaan, muncul banyak ahli kedokteran yang pandai akupuntur, di antaranya Kitab Akupuntur yang ditulis Huang Pumi telah menjadi sebuah karya khusus yang lengkap tentang sistem akupuntur.
Pada zaman dinasti-dinasti Jin Timur dan Jin Barat serta Dinasti Utara dan Selatan (tahun 256 Masehi—589 Masehi ), karya-karya khusus tentang akupuntur bertambah semakin banyak, dan pada masa itu pula akupuntur tersebar sampai Korea, Jepang dan negara-negara lain.
Pada zaman dinasti Sui dan Tang ( tahun 581—907 Masehi ), akupuntur berkembang menjadi suatu disiplin ilmu. Pada bagian kedokteran lembaga pendidikan ilmu kedokteran ketika itu diadakan jurusan akupuntur. Kemudian, ilmu akupuntur terus berkembang secara mendalam. Sampai abad ke-16, akupuntur mulai diperkenalkan kepada Eropa. Namun sampai Dinasti Qing, para dokter lebih mengutamakan obat daripada akupuntur sehingga pada derajat tertentu telah menghambat kemajuan ilmu akupuntur.
Akupuntur mencapai kemajuan besar setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949. Kini, di lebih 2.000 rumah sakit kedokteran tradisional Tiongkok di seluruh negeri terdapat bagian akupuntur; Penelitian ilmiah tentang akupuntur sudah mencakup berbagai sistem tubuh manusia dan berbagai bagian klinis; Sejumlah besar data eksperimen ilmiah yang berharga telah dicapai dalam penelitian mengenai peranan pengaturan, peredam rasa nyeri dan peningkatan imunitas akupuntur, serta gejala-gejala jingluo (meridian akupuntur) serta hubungan antara titik akupuntur dan organ tubuh.
Hasil Tafakkur nenek moyang
Kalau saya melihat ilmu yang ada dalam kedokteran tradisional china adalah mengambil pelajaran yang ada di alam. Fenomena yang terjadi di alam juga terjadi di dalam diri manusia. Kita ambil contoh, di alam kita akan melihat ada fenomena bendungan, benddungan mengandung arti TANAH YANG KUAT AKAN MEMBATASI AIR. Fenomena ini diterapkan didalam tubuh manusia, yaitu organ tanah / penernaan jika kuat maka akan membuat air akan terkoordinir dengan baik oleh tubuh. Jika tanah lemah maka akan membuat air gampang keluar dari tubuh, seperti kasus diare.
Kita sering melihat fenomena pohon. Pohon yang semakin tinggi, maka akan lebih mudah terterpa angin. Pohon dalam pergerakan lima unsur adalah unsur kayu, jika unsur kayu terlalu ekses energinya, maka akan membuat fenomena bergoyang atau vertigo.
Jadi saya ambil kesimpulan ilmu dasar dari TCM adalah hasil perenungan para pendahulu kita dari melihat fenomena yang ada di alam ini. Bagi saya ini adalah hasil tafakur yang luar biasa, tidak semua orang bisa mengambil pelajaran dari melihat alam, hanya orang tertentu saja yang diberikan hidayah dan keemampuan itu.

Semua ilmu itu milikNya

Akhir-akhir ini muncul pendapat yang saling menjatuhkan diantara kalangan medis dan tradisional. Bagi yang saling menjatuhkan, saya berpendapat mungkin mereka belum tahu ilmunya. Ada beberapa dokter yang beranggapan jangan berobat ke tradisional karena belum ilmiah, jadi tidak aman bagi tubuh. Yang paraktisi tradisional juga sama mengatakaan” jangan ke dokter lagi, banyak obat yang menimbulkan efek samping” dan ungkapan yang lain, yang intinya saling menjatuhkan.
Menurut hemat saya, semua ilmu itu baik medis maupun tradisional, barat maupun timur semua adalah milik Alloh SWT. Bagi kita, mari kita ambil yang baik-baik, tinggalkan yang jelek. Tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Sang pencipta Allah SWT. Saya yakin praktisi tradisional suaatu saat juga butuh medis, demikian sebaliknya praktisi medis suatu saat juga butuh tradisional.
Best regards,
Maroji:
http://akupuntur.wordpress.com/2007/07/07/sejarah-kedokteran-tradisional-tiongkok/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar