Rabu, 01 Agustus 2012

PERAN ISLAM DALAM MENCEGAH PENYAKIT MENULAR


Syariat Islam sangat menjaga dan melindungi manusia dari berbagai keburukan dan bahaya organisme yang berbahaya, karena itu Islam mengajarkan upaya-upaya prefentif untuk mencegah datangnya organisme yang menimbulkan penyakit ini kepada tubuh manusia.
Menjaga Kebersihan Lingkungan
Allah, Sang Penetap Syariat Yang Mahabijaksana sangat menekankan kebersihan lingkungan, sehingga secara otomatis akan mewujudkan kesehatan individu dan masyarakat. Hal ini tercermin pada:
1. Menjaga Kebersihan Rumah dan Halaman.
Rasulullah n bersabda :
[Khat] 119“Sesungguhnya Allah itu Baik dan menyukai kebaikan, Bersih dan menyukai kebersihan, Pemurah dan menyukai kepemurahan, Dermawan dan Menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman rumah kalian, jangan menyerupai orang-orang Yahudi.”
2. Kebersihan Jalan dan Tempat-tempat Umum
Rasulullah n telah melarang kencing dan berak di tempat berteduh. Beliau n bersabda : “Hindarilah dua hal yang melaknat.” Para sahabat bertanya : “Apakah dua hal yang melaknat itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda : “Orang yang buang air di jalan atau di tempat berteduh orang banyak.”
Kencing dan berak merupakan salah satu sumber bakteri dan cacing, di mana satu gram kotoran manusia
mengandung lebih dari seratus milyar bakteri.
Menjaga Kebersihan Makanan, Udara, dan Air dari Kotoran
Menjaga kebersihan makanan, udara, dan air dari kotoran meliputi:
1. Menjaga Makanan dari Kotoran
Bakteri-bakteri penyakit dan epidemis secara prinsipil berpindah melalui makanan, udara, dan air. Maka, Penetap Syariat Yang Mahabijaksana memerintahkan berbagai hal yang membantu terciptanya kebersihan individu dan lingkungan. Lihatlah, Rasulullah n menyebarkan wawasan kesehatan di tengah kalangan kaum muslimin, sebelum ditemukannya berbagai macam mikroorganisme yang menyebabkan penyakit, supaya bisa melidungi mereka dari bahaya-bahayanya. Beliau memerintah kaum muslimin untuk membedakan antara tangan yang digunakan untuk makan dan berjabat tangan, dengan tangan yang digunakan untuk menyentuh kotoran.
Diriwayatkan dari Aisyah s, ia berkata : “Tangan Rasulullah n yang kanan digunakan untuk bersuci dan makan, sedangkan yang kiri digunakan untuk buang air besar dan hal-hal yang mengganggu.”
Rasulullah n juga besabda :
[Khat] 120
“Wahai anak! Ucapkan bismillâh, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah makanan yang dekat denganmu.”
Demikianlah, secara ilmiah telah terbukti bahwa tangan dan gelas merupakan sarana paling penting penularan penyakit, seperti typhoid, disentri, polio, virus hepatitis, di mana bakteri-bakteri penyakit berpindah dari tinja orang sakit atau carrier kepada orang lain.
2. Menjaga Udara dari Polusi
Tiupan gerimis dan pernafasan bisa menyebabkan berpindahnya banyak penyakit menular, seperti : influensa, polio, parotitis (gondongan), campak jerman (rubella) , coryza (rinitis akut), infeksi esophagus , variola (cacar), tuberkulosis, dan penyakit-penyakit lain, khususnya yang disebabkan oleh virus.
Ada riwayat sahih dari Rasulullah n bahwa beliau melarang untuk meniup dan bernafas di dalam wadah makanan atau minuman. Sebagaimana ada riwayat sahih dari beliau n beliau menutup wajah pada saat bersin, serta memerintahkan supaya menutup mulut ketika menguap.
Diriwayatkan dari Ibnu `Abbâs h, ia berkata : Rasulullah n melarang bernafas atau meniup di dalam bejana.
Dari Abu Hurairah a : bahwa Rasulullah n apabila bersin, beliau menutup wajahnya dengan kedua tangan atau pakaiannya, dan menekan suara dengannya.
Rasulullah n bersabda :
[Khat] 121
“Apabila salah seorang dari kamu menguap, hendaklah ia meletakkan tangannya di mulutnya, karena sesungguhnya setan akan masuk pada saat menguap.”
3. Menjaga Air dari Pencemaran
Air diam dianggap sebagai media yang cocok untuk perkembangan banyak jenis bakteri, seperti kolera, salmonela, shigella, dan sebagainya. Beberapa jenis parasit dan larva, seperti disentri amoeba, cacing gelang, dan bilharzia membutuhkan air untuk menyempurnakan siklus kehidupannya di luar tubuh manusia. Air kencing dan tinja membantu pertumbuhan parasit dan larva ini serta kecepatan perkembangan dan penyebarannya.
Nabi n telah melarang kencing di air yang diam, sebagaimana Rasulullah n juga berpesan untuk menutup bejana dan mengikat qirbah wadah air. Nabi n juga melarang orang yang baru bangun tidur memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum mencucinya. Beliau bersabda :
[Khat] 121
“Apabila salah seorang dari kalian bangun tidur, janganlah ia menyelupkan tangannya di dalam bejana sebelum menyucinya tiga kali, karena ia tidak tahu di manakah tangannya itu berada semalam.”
Demikian pula, Nabi n melarang minum langsung dari mulut kendi air.
Isolasi dan Karantina
Untuk mencegah penyebaran penyakit dan penularan, Rasulullah n membuat dua prinsip dasar yang dianggap sebagai dasar-dasar pengobatan preventif modern setelah ditemukannya penyebab-penyebab penyakit. Dua prinsip itu adalah isolasi dan karantina.
Mengenai prinsip pertama, Rasulullah n bersabda :
[Khat] 122
“Janganlah sekali-kali mumridh mendatangi mushih.”
Mengenai prinsip kedua, Nabi n bersabda :
[Khat] 122
“Jika kalian mendengar penyakit tho`un di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya, dan apabila penyakit tersebut terjadi di suatu wilayah sedangkan kalian ada di sana, maka janganlah kalian keluar darinya.”
Menghindari Daging Hewan Berbahaya, Darah Sembelihan, Daging Babi, Daging Binatang Buas, Burung-Burung Buas, serta Daging dan Susu Jalalah :
Berbagai jenis mikroorganisme berpindah ke dalam tubuh manusia melalui pengkonsumsian daging hewan-hewan yang mengandung atau terinfeksi oleh mikroorganisme tersebut atau mengkonsumsi produk-produk olahannya.
Allah l telah mengharamkan daging-dagingnya dan menyebutnya sebagai khobâ’its (hal-hal buruk) dalam firman-Nya : “…dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk ...” (Al-A`rôf [7] : 157)
Allah mengharamkan memakan daging binatang-binatang yang sudah menjadi bangkai, darah, daging babi, daging binatang buas, burung-burung buas, dan semua hewan dan burung yang memakan kotoran (tinja), melarang memelihara dan berinteraksi dengan anjing kecuali dalam keadaan sangat mendesak.
Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa hewan-hewan di atas serta daging-dagingnya menjadi lahan bagi sejumlah besar mikroorganisme berbahaya yang membunuh manusia. Saya akan menyebutkan sebagian dari bahaya-bahaya tersebut, sebagai berikut :
1. Bangkai.
Bangkai, secara ilmiah telah terbukti bahayanya bagi kehidupan manusia, karena tertahannya darah bangkai di pembuluh-pembuluhnya yang bercabang-cabang dalam jaringan-jaringannya, memudahkan bakteri menyebar di dalam daging. Karena itu, menyembelih merupakan satu-satunya cara untuk mencegah bahaya ini.
2. Darah :
Dengan meminum darah, maka sel-sel jaringan kekebalan akan mati dan mekanismenya akan rusak, sehingga jumlah bakteri akan meningkat secara cepat luar biasa dan menghasilkan racun-racun mematikan.
3. Babi :
Allah berfirman : “karena sesungguhnya ia kotor”. Babi banyak membawa mikroorganisme berbahaya ke dalam tubuh manusia, karena babi terkena banyak penyakit epidemis yang jumlahnya tidak kurang dari 450 jenis. Babi juga menjadi perantara untuk penularan lebih dari 75 penyakit epidemis kepada manusia, selain penyakit-penyakit biasa.
4. Anjing
Rasulullah n melarang keras berinteraksi dengan anjing. Anjing adalah binatang buas yang dipiara yang di dalam tubuhnya terdapat banyak parasit dan bakteri yang bisa menyebabkan bahaya-bahaya nyata bagi manusia, sebagai contoh : penyakit anjing gila, bisul, cacing pita, dan penyakit ghudârô:
5. Daging Binatang Buas dan Burung-burung Buas :
Rasulullah n pada masa Perang Khaibar melarang memakan daging semua binatang bertaring, dan burung berkuku tajam. Parasit-parasit yang dikenal dengan trichinella spiralis banyak terdapat pada burung-burung berkuku tajam, dan manusia akan tertular apabila memakan dagingnya.
6. Daging dan Susu Jalalah :
Rasulullah n melarang mengkonsumsi daging dan susu Jalalah.
Jalalah adalah binatang yang memakan tinja, sedangkan satu gram tinja mengandung 100 milyar bakteri, dangan demikian ia merupakan gudang dan sumber utama bahaya.
dr.Wadda A.Umar0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar